Review Film Ganjil Genap

Ganjil Genap(2023)

No votes

Di bawah ini merupakan Daftar Isi atau Table of Content dari Review Film Ganjil Genap .

Sinopsis Singkat

Ganjil Genap(2023) adalah film komedi romantis yang diadaptasi dari novel best seller karya Almira Bastari. Film ini disutradarai oleh Bene Dion Rajagukguk, yang sebelumnya sukses dengan film Ngeri-ngeri Sedap(2022), yang menjadi perwakilan Indonesia untuk Oscar 2023.

Film ini berkisah tentang Gala, seorang wanita lajang yang bekerja sebagai editor di sebuah majalah. Gala memiliki hubungan asmara yang sudah berjalan selama 8 tahun dengan Bara, seorang fotografer freelance. Gala sangat ingin segera menikah dengan Bara, namun Bara selalu menghindari topik tersebut.

Suatu hari, pada perayaan ulang tahun hubungan mereka yang ke-8, Gala kaget ketika Bara tiba-tiba minta putus darinya. Bara mengaku sudah tidak merasakan cinta lagi kepada Gala, dan ingin mencari pengalaman baru. Gala yang patah hati pun bertekad untuk menikah lebih dulu dari Bara, agar Bara menyesal telah meninggalkannya.

Di tengah kegalauannya, Gala bertemu dengan Aiman, seorang pria yang lebih tua dan lebih dewasa darinya. Aiman adalah seorang pengusaha sukses yang juga merupakan teman dari Reno, kakak ipar Gala. Aiman selalu menolong dan menghibur Gala, hingga Gala mulai merasakan perasaan baru padanya.

Namun, Aiman ternyata juga memiliki masalah sendiri yang membuat hubungan mereka tidak mudah. Aiman masih belum bisa melupakan mantan istrinya yang meninggal karena kecelakaan. Aiman juga harus berhadapan dengan Risty, adik mantan istrinya yang mencoba mendekatinya.

Akankah Gala berhasil melupakan Bara dan menemukan cinta sejatinya bersama Aiman? Ataukah Gala akan kembali ke pelukan Bara yang menyadari kesalahannya? Bagaimana pula nasib Aiman yang terjebak di antara masa lalu dan masa kini? Saksikan kisah cinta segitiga yang penuh liku-liku dalam film Ganjil Genap(2023), yang tayang di bioskop mulai 29 Juni 2023.

Genre dan Pesan yang Ingin Di Sampaikan 

Ganjil Genap adalah film yang berlatar belakang di kota Jakarta, yang memiliki peraturan lalu lintas ganjil genap. Film ini mengusung genre komedi romantis, yang menampilkan kisah cinta segitiga antara Gala, Bara, dan Aiman. Film ini diadaptasi dari novel best seller karya Almira Bastari, yang juga menjadi penulis skenarionya bersama dengan sutradara Bene Dion Rajagukguk.

Tema yang diangkat dalam film ini adalah tentang kebimbangan seorang perempuan dalam mencari jodoh, antara bersama dengan yang baru atau kembali ke masa lalu. Film ini juga menyoroti tentang proses pendewasaan dan penerimaan diri dalam menghadapi masalah percintaan. Film ini menggambarkan bagaimana Gala harus memilih antara Bara, pacarnya yang sudah lama namun tiba-tiba minta putus, atau Aiman, pria baru yang lebih dewasa namun juga memiliki masa lalu yang menyakitkan.

Pesan yang ingin disampaikan oleh film ini adalah bahwa cinta tidak bisa dipaksakan, dan bahwa setiap orang memiliki pilihan dan kesempatan untuk menemukan kebahagiaannya. Film ini juga ingin menyampaikan bahwa hubungan yang baik harus didasarkan pada rasa saling menghargai dan mengerti satu sama lain. Film ini ingin memberikan inspirasi bagi para penontonnya untuk tidak takut menghadapi perubahan dalam hidup, dan untuk selalu berani mengambil keputusan terbaik bagi diri sendiri.

Kualitas Teknis 

Ganjil Genap adalah film yang memiliki kualitas teknis yang baik, baik dari segi sinematografi, editing, musik, maupun efek khusus. Film ini menampilkan gambar-gambar yang ciamik dan indah, yang mampu menggambarkan suasana romantis dan komedi di kota Jakarta. Film ini juga menggunakan tone dan lighting yang sesuai dengan mood dan tema ceritanya.

Sinematografi film ini memang patut diacungi jempol, karena sejak awal film dimulai, penonton sudah diajak untuk ikut merasakan mood jatuh cinta lewat pengambilan gambar yang ciamik. Film ini juga berhasil menampilkan sisi lain dari kota Jakarta, yang selama ini dikenal penuh hiruk-pikuk, namun justru terlihat begitu romantis di dalam beberapa adegan. Film ini juga menggunakan sudut-sudut kamera yang menarik dan variatif, yang mampu menangkap ekspresi dan emosi dari para tokohnya.

Editing film ini juga terlihat rapi dan lancar, tanpa ada adegan yang terasa berlebihan atau membosankan. Film ini mampu menjaga alur cerita yang menarik dan mengalir dengan baik, tanpa ada plot hole atau kesalahan logika. Film ini juga memiliki durasi yang pas, yaitu 2 jam, yang tidak terasa terlalu panjang atau terlalu pendek. Film ini juga memiliki transisi-transisi yang halus dan tidak mengganggu antara adegan satu dengan adegan lainnya.

Musik film ini juga menjadi salah satu kekuatan dari film ini. Film ini menggunakan lagu-lagu yang catchy dan easy listening, yang mampu menambah nuansa romantis dan komedi dalam film ini. Lagu-lagu yang digunakan dalam film ini juga sesuai dengan karakter dan situasi yang dialami oleh para tokohnya. Film ini juga menggunakan musik latar yang tepat dan tidak berisik, yang mampu mendukung suasana dan atmosfer dalam film ini.

Efek khusus film ini juga terlihat cukup bagus dan tidak berlebihan. Film ini tidak banyak menggunakan efek khusus yang mencolok, karena memang tidak diperlukan dalam genre komedi romantis. Namun, film ini tetap menggunakan efek khusus yang natural dan realistis, seperti efek suara, cahaya, atau gerakan. Film ini juga tidak menggunakan efek khusus yang mengganggu atau merusak kesan nyata dari film ini.

Kualitas Artistik 

Ganjil Genap adalah film yang memiliki kualitas artistik yang tinggi, baik dari segi akting, dialog, karakterisasi, maupun alur cerita. Film ini menampilkan akting-akting yang natural dan ekspresif dari para pemainnya, yang mampu memerankan karakter-karakter yang berbeda-beda dengan baik. Film ini juga memiliki dialog-dialog yang cerdas dan lucu, yang mampu membuat penonton tertawa dan terharu.

Akting para pemain film ini memang patut diapresiasi, karena mereka berhasil menunjukkan kemampuan dan kualitas mereka sebagai aktor dan aktris. Clara Bernadeth sebagai Gala berhasil menampilkan peran sebagai perempuan lajang yang bimbang dalam mencari jodoh, dengan ekspresi dan emosi yang pas. Baskara Mahendra sebagai Bara berhasil menampilkan peran sebagai pacar yang tidak siap komitmen, dengan sikap dan nada suara yang tepat. Oka Antara sebagai Aiman berhasil menampilkan peran sebagai pria dewasa yang perhatian dan humoris, dengan tatapan dan gestur yang menggoda.

Dialog-dialog film ini juga menjadi salah satu daya tarik dari film ini, karena mereka berhasil menghadirkan humor dan drama yang seimbang. Dialog-dialog film ini tidak hanya sekadar menjadi pembicaraan antara tokoh-tokoh, namun juga menjadi sarana untuk menyampaikan pesan dan makna dari film ini. Dialog-dialog film ini juga menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti, namun tetap memiliki kedalaman dan kecerdasan.

Karakterisasi film ini juga terlihat kuat dan konsisten, yang mampu membuat penonton simpatik dan relate dengan para tokohnya. Film ini menggambarkan karakter-karakter yang memiliki latar belakang, motivasi, dan konflik yang beragam, yang membuat film ini menjadi lebih hidup dan dinamis. Film ini juga memiliki karakter-karakter pendukung yang tidak sekadar menjadi pengisi, namun juga memiliki peran penting dalam cerita.

Karakter-karakter dalam film ini tidak hanya sekadar menjadi stereotip atau klise, namun juga memiliki kedalaman dan perkembangan yang menarik. Gala adalah karakter utama yang memiliki perjalanan paling panjang dalam film ini, dari seorang perempuan lajang yang ingin segera menikah, menjadi seorang perempuan dewasa yang bisa memilih jodohnya sendiri. Bara adalah karakter antagonis yang tidak hanya sekadar menjadi mantan pacar jahat, namun juga memiliki alasan dan penyesalan atas tindakannya. Aiman adalah karakter deuteragonis yang tidak hanya sekadar menjadi pangeran berkuda putih, namun juga memiliki masa lalu dan masalahnya sendiri.

Alur cerita film ini juga terlihat menarik dan tidak mudah ditebak, yang mampu membuat penonton penasaran dan terpikat. Film ini mengangkat kisah cinta yang relate dengan permasalahan kehidupan nyata, seperti komitmen, pilihan, dan perubahan. Film ini juga memiliki plot twist yang mengejutkan dan menyentuh, yang mampu membuat penonton terkejut dan terbawa emosi.

Alur cerita film ini tidak hanya berfokus pada kisah cinta segitiga antara Gala, Bara, dan Aiman, namun juga melibatkan kisah-kisah lain yang berkaitan dengan mereka. Film ini juga memiliki beberapa adegan flashback yang mampu menjelaskan latar belakang dan motivasi dari para tokohnya. Film ini juga memiliki beberapa adegan paralel yang mampu menunjukkan kontras dan persamaan antara para tokohnya. Film ini juga memiliki ending yang memuaskan dan realistis, tanpa harus mengorbankan logika atau karakter.

Kelebihan dan Kekurangan Serta Aspek yang Menonjol 

Ganjil Genap adalah film yang memiliki banyak kelebihan, namun juga memiliki beberapa kekurangan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Kelebihan:

– Film ini memiliki genre komedi romantis, yang belakangan langka di bioskop Indonesia. Film ini mampu menghidupkan kembali euforia film komedi romantis, yang selama ini identik dengan film-film lama seperti Ada Apa dengan Cinta? atau Eiffel I’m in Love.

– Film ini memiliki judul yang unik dan relate dengan gaya hidup orang Jakarta, yaitu peraturan lalu lintas ganjil genap. Film ini mampu menggunakan judul tersebut sebagai metafora untuk menggambarkan hubungan percintaan yang ganjil genap antara para tokohnya.

– Film ini memiliki cerita yang menarik dan tidak klise, yang mampu membuat penonton terpikat dan terbawa emosi. Film ini mampu menggabungkan humor dan drama dengan seimbang, tanpa terasa berlebihan atau membosankan. Film ini juga memiliki plot twist yang mengejutkan dan menyentuh, yang mampu membuat penonton terkejut dan terharu.

Kekurangan:

– Film ini memiliki beberapa adegan yang terasa kurang realistis atau logis, seperti adegan pertemuan pertama antara Gala dan Aiman, atau adegan pernikahan Bara dan pacar barunya. Film ini juga memiliki beberapa adegan yang terasa terlalu dipaksakan atau tidak penting, seperti adegan Gala berdandan ala India atau adegan Gala bermain piano.

– Film ini memiliki beberapa karakter yang terasa kurang berkembang atau kurang dimanfaatkan, seperti karakter Nandi dan Sydney, sahabat-sahabat Gala, atau karakter Risty, adik mantan istri Aiman. Film ini juga memiliki beberapa karakter yang terasa kurang simpatik atau kurang beralasan, seperti karakter Bara, mantan pacar Gala, atau karakter Reno, kakak ipar Gala.

– Film ini memiliki beberapa dialog yang terasa kurang natural atau kurang cerdas, seperti dialog-dialog yang menggunakan bahasa Inggris tanpa alasan yang jelas, atau dialog-dialog yang menggunakan istilah-istilah teknis tanpa penjelasan yang cukup. Film ini juga memiliki beberapa dialog yang terasa kurang lucu atau kurang menyentuh, seperti dialog-dialog yang menggunakan lelucon-lelucon basi atau klise, atau dialog-dialog yang menggunakan kata-kata kasar atau vulgar.

Posted on:
Views:290
Genre: Comedy, Romance
Year:
Duration: 124 Min
Country:
Release:
Language:Bahasa indonesia