10 Film Aksi dengan Adegan-Adegan Laga yang Seru

John Wick: Chapter 4(2023)

3560 votes, average 7.9 out of 10

Review Film John Wick: Chapter 4 (2023)

John Wick: Chapter 4 adalah film aksi thriller yang dirilis pada tahun 2023. Film ini dibintangi oleh Keanu Reeves, Donnie Yen, Bill Skarsgård, dan lain-lain. Film ini merupakan sekuel dari film John Wick: Chapter 3 – Parabellum (2019) dan film keempat dalam seri John Wick. Film ini disutradarai oleh Chad Stahelski dan ditulis oleh Shay Hatten, Michael Finch, dan Derek Kolstad. Untuk lebih memudahkan saya akan berikan Daftar Isi dari review film ini.

Sinopsis Singkat

Film ini berkisah tentang John Wick (Keanu Reeves), seorang pembunuh bayaran legendaris yang menjadi buronan setelah membunuh anggota High Table, sebuah organisasi kriminal rahasia yang mengatur dunia bawah tanah. John Wick harus menghadapi berbagai musuh yang ingin membunuhnya untuk mendapatkan hadiah besar yang diberikan oleh High Table. John Wick juga harus mencari cara untuk mengalahkan High Table dan mendapatkan kebebasannya.

Dalam perjalanannya, John Wick bertemu dengan berbagai karakter baru dan lama, seperti Chidi (Marko Zaror), seorang pembunuh bayaran yang bekerja untuk High Table; Caine (Donnie Yen), seorang teman lama John Wick yang menjadi pemimpin triad di Jepang; Marquis (Bill Skarsgård), seorang hacker jenius yang membantu John Wick; Bowery King (Laurence Fishburne), seorang penguasa jalanan yang menjadi sekutu John Wick; Charon (Lance Reddick), seorang resepsionis hotel Continental yang menjadi teman John Wick; Winston (Ian McShane), seorang manajer hotel Continental yang menjadi mentor John Wick; dan The Elder (George Georgiou), seorang pemimpin tertinggi High Table yang memiliki hubungan khusus dengan John Wick.

Genre, Tema, dan Pesan

John Wick: Chapter 4 adalah film yang termasuk dalam genre aksi thriller. Film ini menggabungkan unsur-unsur neo-noir, martial arts, dan gun fu dalam ceritanya. Film ini juga memiliki beberapa elemen drama dan humor, seperti hubungan antara John Wick dan karakter-karakter lainnya.

Tema utama dari film ini adalah tentang balas dendam, kehormatan, dan pilihan. Film ini menunjukkan bagaimana John Wick harus membayar harga dari tindakan-tindakannya di film-film sebelumnya, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk membalas dendam kepada High Table yang telah menghancurkan hidupnya. Film ini juga menunjukkan bagaimana John Wick harus mempertahankan kehormatannya sebagai pembunuh bayaran terbaik di dunia, tetapi juga harus membuat pilihan-pilihan sulit yang akan menentukan nasibnya.

Pesan yang ingin disampaikan oleh film ini adalah bahwa kita harus bertanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan-tindakan kita, tetapi juga tidak boleh takut untuk melawan ketidakadilan atau penindasan. Film ini juga memberikan pesan bahwa kita harus menghargai persahabatan dan loyalitas, tetapi juga harus siap untuk berpisah atau berkhianat jika situasi mengharuskan. Film ini juga memberikan pesan bahwa kita harus selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih kuat, tetapi juga harus menyadari batas-batas kita.

Kualitas Teknis

Salah satu aspek yang membuat film John Wick: Chapter 4 (2023) menarik untuk ditonton adalah kualitas teknisnya, seperti sinematografi, editing, musik, dan efek khusus. Film ini menampilkan aksi-aksi spektakuler yang diabadikan dengan kamera yang bergerak lancar dan warna-warna yang mencolok. Berikut adalah ulasan singkat tentang kualitas teknis film John Wick: Chapter 4 (2023).

Sinematografi

Film ini disutradarai oleh Chad Stahelski dan difoto oleh Dan Laustsen, yang telah bekerja sama sejak John Wick: Chapter Two (2017). Mereka berdua memiliki visi yang sama untuk membuat film John Wick terlihat seperti film arthouse, dengan mengambil inspirasi dari sutradara-sutradara ternama seperti Bernardo Bertolucci dan Wong Kar-Wai. Mereka menggunakan warna-warna yang kuat dan kontras untuk menciptakan suasana yang sesuai dengan setiap lokasi dan adegan. Misalnya, mereka menggunakan warna hijau yang gelap dan terang untuk menampilkan hotel di Paris yang menjadi tempat pertempuran sengit antara John Wick dan para pembunuh bayaran². Mereka juga menggunakan warna merah dan biru untuk membedakan karakter Scott Adkins, yang merupakan musuh utama John Wick di film ini, dengan John Wick sendiri². Selain itu, mereka juga memanfaatkan gerakan kamera yang halus dan panjang untuk mengikuti aksi-aksi John Wick dengan detail dan dinamis. Mereka menghindari penggunaan kamera guncang atau potongan cepat yang sering digunakan di film-film aksi lainnya.

Editing

Film ini diedit oleh Nathan Orloff, yang merupakan editor baru di seri John Wick. Dia menghadapi tantangan untuk menyelaraskan ritme dan irama dari aksi-aksi John Wick dengan musik yang mengiringinya. Dia menggunakan kombinasi antara skor musik yang dibuat oleh Tyler Bates dan Joel J. Richard, serta lagu-lagu pilihan yang diputar oleh seorang DJ, seperti di film The Warriors (1979), yang menjadi salah satu sumber inspirasi film ini¹. Dia berusaha untuk mengatur dinamika antara skor musik dan lagu-lagu tersebut, sehingga tidak terasa seperti video klip, tetapi tetap memberikan energi dan emosi yang sesuai dengan adegan¹. Dia juga menggunakan elemen-elemen dari skor musik film-film John Wick sebelumnya, yang dia remix dan gabungkan dengan instrumen-instrumen lain, untuk menciptakan skor musik sementara yang lebih akurat dan spesifik untuk film ini.

Musik

Seperti disebutkan sebelumnya, film ini menggunakan skor musik yang dibuat oleh Tyler Bates dan Joel J. Richard, serta lagu-lagu pilihan yang diputar oleh seorang DJ. Skor musiknya mengandung unsur-unsur elektronik, rock, orkestra, dan etnik, yang mencerminkan karakter-karakter dan latar belakang dari film ini¹. Lagu-lagu pilihannya juga bervariasi, mulai dari lagu-lagu rock klasik seperti Nowhere to Run oleh Martha and the Vandellas, hingga lagu-lagu pop modern seperti Bad Guy oleh Billie Eilish. Musik-musik ini memberikan nuansa yang berbeda-beda untuk setiap adegan, baik itu menegangkan, menyenangkan, atau menyedihkan.

Efek Khusus

Film ini juga mengandalkan efek khusus untuk membuat aksi-aksi John Wick lebih realistis dan menakjubkan. Efek khusus ini meliputi efek visual (VFX) dan efek praktis (SFX). Efek visual digunakan untuk menambahkan atau menghapus elemen-elemen di layar, seperti darah, luka, peluru, ledakan, dll. Efek praktis digunakan untuk membuat efek fisik di lokasi syuting, seperti ledakan nyata, tembakan nyata, mobil tabrakan nyata, dll. Kedua jenis efek ini digunakan secara seimbang dan harmonis, sehingga tidak terlihat palsu atau berlebihan. Efek khusus ini juga mendukung aksi-aksi John Wick, yang sebagian besar dilakukan oleh aktor Keanu Reeves sendiri, tanpa menggunakan pengganti atau stuntman.

Demikianlah ulasan singkat tentang kualitas teknis film John Wick: Chapter 4 (2023). Film ini menunjukkan bahwa film aksi tidak hanya mengandalkan kekerasan dan kecepatan, tetapi juga keindahan dan kesenian. Film ini layak ditonton bagi para penggemar film aksi yang menghargai kualitas teknis yang tinggi.

Kualitas Artistik

Selain kualitas teknisnya, film John Wick: Chapter 4 (2023) juga memiliki kualitas artistik yang patut diapresiasi, seperti akting, dialog, karakterisasi, dan alur cerita. Film ini menampilkan kisah balas dendam John Wick yang mendebarkan dan menyentuh, dengan karakter-karakter yang kuat dan menarik. Berikut adalah ulasan singkat tentang kualitas artistik film John Wick: Chapter 4 (2023).

Akting

Film ini dibintangi oleh Keanu Reeves sebagai John Wick, seorang pembunuh bayaran legendaris yang dikhianati oleh organisasi kriminal yang disebut High Table. Reeves kembali memerankan peran ini dengan penuh dedikasi dan profesionalisme, melakukan sebagian besar aksi-aksi sendiri tanpa menggunakan stuntman³. Reeves juga berhasil menunjukkan sisi emosional dari John Wick, yang harus menghadapi kesedihan, kemarahan, dan keputusasaan karena kehilangan orang-orang yang dicintainya. Selain Reeves, film ini juga didukung oleh aktor-aktor berbakat lainnya, seperti Laurence Fishburne sebagai Bowery King, seorang pemimpin bawah tanah yang membantu John Wick; Donnie Yen sebagai Caine, seorang mantan pembunuh bayaran yang buta yang menjadi teman dan musuh John Wick; Bill Skarsgård sebagai Marquis, seorang anggota High Table yang bertanggung jawab atas pemburuan John Wick; Hiroyuki Sanada sebagai Shimazu, seorang bos yakuza yang memiliki hubungan dengan masa lalu John Wick; dan Ian McShane sebagai Winston, seorang manajer hotel Continental yang berkhianat kepada John Wick. Mereka semua memberikan penampilan yang solid dan karismatik, serta memiliki chemistry yang baik dengan Reeves.

Dialog

Film ini ditulis oleh Shay Hatten dan Michael Finch, berdasarkan karakter-karakter yang diciptakan oleh Derek Kolstad. Mereka menulis dialog-dialog yang tajam, ringkas, dan efektif, tanpa menggunakan kata-kata yang berlebihan atau klise. Dialog-dialog ini mencerminkan kepribadian dan latar belakang dari setiap karakter, serta memberikan informasi dan humor yang sesuai dengan situasi. Misalnya, ketika John Wick bertemu dengan Caine di Maroko, mereka saling menyapa dengan bahasa Arab¹, menunjukkan bahwa mereka pernah bekerja sama di Timur Tengah. Ketika John Wick bertarung dengan Marquis di Paris, mereka saling melempar ejekan dalam bahasa Prancis¹, menunjukkan bahwa mereka saling menghormati sebagai lawan. Ketika John Wick berhadapan dengan Shimazu di Jepang, mereka saling mengucapkan kata-kata hormat dalam bahasa Jepang, menunjukkan bahwa mereka memiliki kode etik sebagai pembunuh bayaran.

Karakterisasi

Film ini mengembangkan karakter-karakter yang sudah ada di film-film sebelumnya, serta memperkenalkan karakter-karakter baru yang menarik dan bervariasi. Karakter-karakter ini memiliki latar belakang dan motivasi yang jelas, serta memiliki hubungan yang kompleks dengan John Wick. Misalnya, Caine adalah seorang pembunuh bayaran buta yang pernah bekerja sama dengan John Wick di Timur Tengah. Dia memiliki putri tunggal bernama Mia, yang menjadi sasaran ancaman Marquis jika dia tidak mau membunuh John Wick. Caine harus memilih antara melindungi putrinya atau membantu temannya. Shimazu adalah seorang bos yakuza yang memiliki hubungan dengan masa lalu John Wick. Dia adalah ayah dari Akira dan Koji, dua pembunuh bayaran muda yang mengagumi John Wick. Shimazu harus memilih antara melindungi keluarganya atau menghormati kode etik yakuza. Akira dan Koji adalah dua pembunuh bayaran muda yang merupakan anak-anak Shimazu. Mereka adalah penggemar berat John Wick dan ingin belajar darinya. Mereka harus memilih antara mengikuti perintah ayah mereka atau mengikuti hati mereka.

Alur Cerita

Film ini mengikuti alur cerita yang sederhana namun menegangkan, yaitu balas dendam John Wick terhadap High Table dan orang-orang yang berkhianat kepadanya. Film ini dibagi menjadi beberapa bab, yang masing-masing menampilkan aksi-aksi spektakuler di lokasi-lokasi eksotis, seperti Paris, Berlin, New York, dan Tokyo¹. Film ini juga memberikan beberapa twist dan kejutan yang tidak terduga, seperti pengkhianatan Winston, kembalinya Charon, dan kemunculan Mr. Nobody¹. Film ini juga memberikan beberapa referensi dan penghormatan kepada film-film lain yang berpengaruh, seperti The Warriors (1979), The Matrix (1999), Kill Bill (2003-2004), dan The Raid (2011-2014).

Demikianlah ulasan singkat tentang kualitas artistik film John Wick: Chapter 4 (2023). Film ini menunjukkan bahwa film aksi tidak hanya mengandalkan kekerasan dan kecepatan, tetapi juga keindahan dan kesenian. Film ini layak ditonton bagi para penggemar film aksi yang menghargai kualitas artistik yang tinggi.

Kelebihan dan Kekurangan dan Aspek-aspek yang menonjol

Film John Wick: Chapter 4 (2023) adalah film aksi yang menghibur dan memuaskan, tetapi juga memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan. Film ini memiliki kelebihan dan kekurangan, serta aspek-aspek yang menonjol atau mengecewakan, yang akan saya bahas di bawah ini.

Kelebihan

Film ini memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya layak ditonton, antara lain:

– Aksi-aksi spektakuler yang dijamin membuat Anda terpukau dan terkesima. Film ini menampilkan berbagai macam aksi, mulai dari pertarungan tangan kosong, tembak-tembakan, baku hantam mobil, hingga pertempuran pedang. Aksi-aksi ini dilakukan dengan koreografi yang apik dan realistis, tanpa menggunakan banyak efek komputer atau stuntman³. Aksi-aksi ini juga disajikan dengan sinematografi yang indah dan editing yang rapi, sehingga mudah diikuti dan dinikmati.

– Karakter-karakter yang kuat dan menarik, yang memberikan kedalaman dan nuansa pada film ini. Film ini tidak hanya mengandalkan John Wick sebagai tokoh utama, tetapi juga mengembangkan karakter-karakter lainnya, baik yang lama maupun yang baru. Karakter-karakter ini memiliki latar belakang dan motivasi yang jelas, serta memiliki hubungan yang kompleks dengan John Wick. Karakter-karakter ini juga diperankan oleh aktor-aktor berbakat, seperti Keanu Reeves, Donnie Yen, Bill Skarsgård, Laurence Fishburne, Hiroyuki Sanada, Shamier Anderson, Lance Reddick, Rina Sawayama, Scott Adkins, Clancy Brown, Ian McShane, dll.

– Humor yang cerdas dan menyegarkan, yang memberikan hiburan dan keseimbangan pada film ini. Film ini tidak hanya mengandalkan kekerasan dan ketegangan, tetapi juga humor yang cerdas dan menyegarkan. Humor ini muncul dari dialog-dialog yang tajam dan ringkas, situasi-situasi yang absurd dan ironis, serta referensi-referensi budaya populer. Humor ini juga menunjukkan sisi manusiawi dari John Wick dan karakter-karakter lainnya, yang membuat mereka lebih mudah didekati dan disukai.

Kekurangan

Film ini juga memiliki beberapa kekurangan yang membuatnya kurang sempurna, antara lain:

– Alur cerita yang sederhana namun membosankan, yang tidak memberikan banyak kejutan atau inovasi pada film ini. Film ini mengikuti alur cerita yang sederhana namun membosankan, yaitu balas dendam John Wick terhadap High Table dan orang-orang yang berkhianat kepadanya. Film ini tidak memberikan banyak kejutan atau inovasi pada alur ceritanya, melainkan hanya mengulang formula yang sama dari film-film sebelumnya. Film ini juga tidak memberikan penjelasan atau pengembangan yang memadai pada beberapa aspek penting dari film ini, seperti latar belakang High Table, peran Mr. Nobody, atau hubungan John Wick dengan Shimazu.

– Durasi film yang terlalu panjang dan melelahkan, yang membuat film ini terasa berlebihan dan membosankan. Film ini memiliki durasi film yang terlalu panjang dan melelahkan, yaitu 2 jam 49 menit¹. Film ini terasa berlebihan dan membosankan karena mengandung terlalu banyak aksi-aksi yang berulang-ulang dan tidak bervariasi. Film ini juga terasa melelahkan karena tidak memberikan cukup ruang untuk bernapas atau bersantai bagi penonton. Film ini seharusnya bisa dipersingkat atau disederhanakan tanpa mengurangi kualitas atau intensitasnya.

Aspek-aspek Yang Menonjol

Film ini memiliki beberapa aspek yang menonjol dan membuatnya berbeda dari film-film lainnya, antara lain:

– Penggunaan warna-warna yang kuat dan kontras untuk menciptakan suasana yang sesuai dengan setiap lokasi dan adegan. Film ini menggunakan warna-warna yang kuat dan kontras untuk menciptakan suasana yang sesuai dengan setiap lokasi dan adegan. Film ini terinspirasi dari film-film arthouse seperti karya-karya Bernardo Bertolucci dan Wong Kar-Wai². Film ini menggunakan warna-warna seperti hijau, merah, biru, kuning, dll. untuk menampilkan suasana yang berbeda-beda, seperti gelap, terang, dingin, hangat, bahaya, harapan, dll.

– Penggunaan referensi dan penghormatan kepada film-film lain yang berpengaruh pada film ini. Film ini menggunakan referensi dan penghormatan kepada film-film lain yang berpengaruh pada film ini. Film ini mengambil inspirasi dari film-film aksi klasik seperti The Warriors (1979), The Matrix (1999), Kill Bill (2003-2004), dan The Raid (2011-2014)¹. Film ini juga menggunakan elemen-elemen dari film-film tersebut, seperti karakter DJ yang memutar lagu-lagu pilihan, gerakan kung fu yang lincah, pedang-pedang samurai yang tajam, atau aksi-aksi brutal yang sadis.

Aspek-aspek Yang Mengecewakan

Film ini juga memiliki beberapa aspek yang mengecewakan dan membuatnya kurang memuaskan, antara lain:

– Penampilan Lance Reddick sebagai Charon, yang menjadi salah satu korban dari pengkhianatan Winston. Penampilan Lance Reddick sebagai Charon, yang menjadi salah satu korban dari pengkhianatan Winston. Charon adalah seorang concierge hotel Continental yang setia dan ramah kepada John Wick. Dia menjadi salah satu karakter favorit penonton karena kecerdasan dan kharismanya. Namun, di film ini, dia dibunuh oleh Marquis tanpa banyak perlawanan atau peran¹. Penampilan ini menjadi lebih menyedihkan karena kematian mendadak Lance Reddick sebelum film ini dirilis.

– Penyelesaian film yang tidak memuaskan dan menggantung, yang membuat penonton merasa tidak puas atau bingung. Penyelesaian film yang tidak memuaskan dan menggantung, yang membuat penonton merasa tidak puas atau bingung. Film ini berakhir dengan John Wick berhasil membunuh Marquis dan menghancurkan High Table. Namun, film ini tidak memberikan penjelasan atau konsekuensi yang jelas tentang apa yang akan terjadi selanjutnya dengan John Wick atau dunia kriminalnya. Film ini juga tidak memberikan petunjuk atau indikasi tentang rencana sekuel atau spin-off yang akan datang.

Demikianlah ulasan singkat tentang kelebihan dan kekurangan film John Wick: Chapter 4 (2023), serta aspek-aspek yang menonjol atau mengecewakan. Film ini adalah film aksi yang menghibur dan memuaskan, tetapi juga memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan. Film ini cocok ditonton bagi para penggemar film aksi yang menyukai aksi-aksi spektakuler dan karakter-karakter kuat.

Posted on:
Views:174
Tagline:No way back, one way out.
Year:
Duration: 170 Min
Country:,
Release:
Language:العربية, 广州话 / 廣州話, English, Français, Deutsch, 日本語, Latin, Pусский, Español
Budget:$ 90.000.000,00
Revenue:$ 431.769.198,00