Review Film Onde Mande

Onde Mande!(2023)

1 votes, average 8.0 out of 10

Di bawah ini merupakan Daftar Isi atau Table of Content dari Review Film Onde Mande .

Sinopsis Singkat

Onde Mande! (2023) adalah sebuah film yang mengangkat latar budaya, kehidupan sehari-hari dan bahasa Minangkabau. Film ini disutradarai oleh Paul Agusta, yang juga berasal dari Minangkabau, dan diproduksi oleh Visinema, Gandrvng Film dan Visionari Capital. Film ini dibintangi oleh Shenina Cinnamon, Emir Mahira, Jajang C Noer, Jose Rizal Manua, Ajil Ditto, Shahabi Sakri, dan Musra Dahrizal.

Film ini mengisahkan Angku Wan (Musra Dahrizal), seorang pensiunan guru yang hidup di sebuah desa nelayan di tepi Danau Maninjau, Sumatera Barat. Dia dikenal sebagai sosok yang baik hati, bijaksana dan peduli dengan sesama. Suatu hari, dia mendapat kabar bahwa dia memenangkan hadiah undian dari sebuah perusahaan sabun senilai 2 miliar Rupiah. Dengan uang tersebut, Angku Wan bermimpi untuk membangun sebuah desa yang lebih maju dan sejahtera untuk kepentingan bersama.

Namun, nasib tidak berpihak pada Angku Wan. Sebelum dia bisa mengeklaim uang tersebut, dia meninggal dunia karena serangan jantung. Kabar kematian Angku Wan mengejutkan dan menyedihkan warga desa, terutama keluarganya: Ni Ta (Jajang C Noer), istri Angku Wan; Da Am (Jose Rizal Manua), anak sulung Angku Wan; dan Si Mar (Shenina Cinnamon), anak bungsu Angku Wan. Mereka merasa kehilangan sosok yang sangat berarti bagi mereka.

Namun, mereka tidak mau menyerah begitu saja. Mereka ingin mewujudkan pesan terakhir Angku Wan untuk membangun desa mereka. Mereka pun menyusun rencana besar untuk menipu perusahaan sabun agar tetap memberikan hadiah kepada mereka. Mereka berpura-pura bahwa Angku Wan masih hidup dan mengirimkan Anwar (Emir Mahira), seorang pemuda desa yang mirip dengan Angku Wan muda, untuk mengambil uang tersebut.

Apakah rencana mereka berhasil? Apa saja rintangan dan konflik yang mereka hadapi? Bagaimana nasib desa mereka? Saksikan film Onde Mande! (2023) di bioskop terdekat Anda.

Genre dan Pesan yang Ingin Di Sampaikan 

Onde Mande! (2023) adalah sebuah film yang menggabungkan unsur komedi dan drama keluarga dalam ceritanya. Film ini mengambil latar tempat di sekitar Danau Maninjau, Sumatera Barat, dan mengangkat budaya, kehidupan sehari-hari dan bahasa Minangkabau. Film ini disutradarai oleh Paul Agusta, yang juga berasal dari Minangkabau, dan diproduksi oleh Visinema, Gandrvng Film dan Visionari Capital. Film ini dibintangi oleh Shenina Cinnamon, Emir Mahira, Jajang C Noer, Jose Rizal Manua, Ajil Ditto, Shahabi Sakri, dan Musra Dahrizal.

Tema utama yang diusung oleh film ini adalah kekeluargaan, yaitu hubungan antara anggota keluarga Angku Wan yang saling mendukung dan menyayangi satu sama lain. Film ini juga menampilkan tema kekerabatan, yaitu hubungan antara warga desa yang saling menghormati dan membantu satu sama lain. Selain itu, film ini juga menyoroti tema kebersamaan, yaitu kerjasama antara warga desa untuk merealisasikan mimpi Angku Wan untuk membangun desa mereka. Terakhir, film ini juga mengangkat tema kepedulian, yaitu sikap warga desa yang tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi juga berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan.

Pesan moral yang ingin disampaikan oleh film ini adalah pentingnya menjaga nilai-nilai budaya lokal yang kaya dan unik, seperti adat Minangkabau yang mengedepankan musyawarah dan gotong royong. Film ini juga ingin menyampaikan pesan bahwa menghargai jasa orang-orang yang telah berbuat baik adalah hal yang mulia dan bermanfaat. Selain itu, film ini juga ingin menyampaikan pesan bahwa bersatu dalam menghadapi kesulitan adalah cara terbaik untuk mencapai tujuan bersama. Terakhir, film ini juga ingin menyampaikan pesan bahwa menjalin hubungan harmonis antara sesama manusia adalah kunci untuk hidup bahagia dan damai.

Selain menyampaikan pesan-pesan tersebut, film ini juga ingin mengenalkan keindahan alam Indonesia, khususnya Sumatera Barat, kepada penonton. Film ini menampilkan panorama indah Danau Maninjau, salah satu danau vulkanik terbesar di Indonesia. Film ini juga menampilkan kekayaan kuliner Minangkabau, seperti rendang, sate padang, gulai ikan patin, dan onde-onde.

Kualitas Teknis

Onde Mande! (2023) adalah sebuah film yang memiliki kualitas teknis yang baik dan menarik, yang dapat memanjakan mata dan telinga penonton. Film ini menampilkan sinematografi yang indah dan memukau, dengan mengambil gambar di sekitar Danau Maninjau, Sumatera Barat, salah satu danau vulkanik terbesar di Indonesia. Film ini berhasil menangkap keindahan alam dan kehidupan masyarakat Minangkabau dengan warna-warna cerah dan kontras. Film ini juga menggunakan sudut-sudut kamera yang dinamis dan kreatif, seperti saat menampilkan adegan-adegan komedi atau dramatis.

Film ini juga menampilkan editing yang rapi dan lancar, dengan mengatur tempo dan ritme cerita yang sesuai dengan genre komedi dan drama keluarga. Film ini tidak terlalu cepat atau lambat dalam menyampaikan alur cerita, tetapi memberikan ruang bagi penonton untuk tertawa, terharu, atau tegang. Film ini juga menggunakan teknik-teknik editing yang menarik, seperti saat menampilkan adegan flashback atau montase.

Film ini juga menampilkan musik yang asyik dan menyenangkan, dengan menggunakan lagu-lagu Minangkabau yang khas dan merdu. Film ini menggunakan musik sebagai salah satu elemen penting dalam membangun suasana dan emosi dalam film. Film ini juga menggunakan musik sebagai salah satu cara untuk mengenalkan budaya Minangkabau kepada penonton, seperti saat menampilkan tarian-tarian atau ritual-ritual adat.

Film ini juga menampilkan efek khusus yang sederhana namun efektif, seperti saat warga desa berpura-pura bahwa Angku Wan masih hidup dengan menggunakan boneka dan suara rekaman. Film ini tidak terlalu bergantung pada efek khusus yang canggih atau spektakuler, tetapi lebih mengandalkan akting dan dialog yang lucu dan menghibur. Film ini juga menggunakan efek khusus yang realistis dan tidak berlebihan, seperti saat menampilkan adegan kebakaran atau ledakan.

Kualitas Artistik

Onde Mande! (2023) adalah sebuah film yang memiliki kualitas artistik yang tinggi dan menghibur. Film ini menampilkan akting yang natural dan mengesankan dari para pemainnya, baik yang berpengalaman maupun yang baru. Film ini juga menampilkan dialog yang lucu dan menyentuh, dengan menggunakan bahasa Minangkabau yang kaya dan unik. Film ini juga menampilkan karakterisasi yang kuat dan beragam, dengan memperlihatkan sifat-sifat dan latar belakang dari masing-masing tokoh. Film ini juga menampilkan alur cerita yang menarik dan mengalir, dengan memadukan unsur komedi dan drama keluarga dalam cerita.

Film ini berhasil menghidupkan karakter-karakter yang ada dalam film, seperti Angku Wan (Musra Dahrizal), seorang pensiunan guru yang baik hati dan bijaksana; Ni Ta (Jajang C Noer), istri Angku Wan yang setia dan penyayang; Da Am (Jose Rizal Manua), anak sulung Angku Wan yang cerdas dan bertanggung jawab; Si Mar (Shenina Cinnamon), anak bungsu Angku Wan yang cantik dan mandiri; Anwar (Emir Mahira), seorang pemuda desa yang mirip dengan Angku Wan muda; dan pemimpin desa (Ajil Ditto), seorang tokoh yang lucu dan kocak.

Film ini juga berhasil menyampaikan pesan-pesan yang ada dalam film, seperti pentingnya menjaga nilai-nilai budaya lokal, menghargai jasa orang-orang yang telah berbuat baik, bersatu dalam menghadapi kesulitan, dan menjalin hubungan harmonis antara sesama manusia. Film ini juga berhasil menghibur penonton dengan adegan-adegan komedi yang kocak dan absurd, seperti saat warga desa berpura-pura bahwa Angku Wan masih hidup dengan menggunakan boneka dan suara rekaman.

Kelebihan dan Kekurangan Serta Aspek yang Menonjol

Kelebihan film Onde Mande! (2023) adalah:

  • Film ini berhasil mengangkat budaya Minangkabau dengan cara yang menarik dan menghibur, tanpa menghilangkan nilai-nilai dan kearifan lokal yang ada. Film ini juga berhasil mengenalkan keindahan alam Sumatera Barat, khususnya Danau Maninjau, kepada penonton.
  • Film ini memiliki cerita yang unik dan mengalir, dengan memadukan unsur komedi dan drama keluarga dalam cerita. Film ini juga memiliki pesan-pesan moral yang bermanfaat dan relevan dengan kehidupan masyarakat, seperti pentingnya menjaga nilai-nilai budaya lokal, menghargai jasa orang-orang yang telah berbuat baik, bersatu dalam menghadapi kesulitan, dan menjalin hubungan harmonis antara sesama manusia.
  • Film ini memiliki pemain-pemain yang berakting dengan natural dan mengesankan, baik yang berpengalaman maupun yang baru. Film ini juga memiliki dialog-dialog yang lucu dan menyentuh, dengan menggunakan bahasa Minangkabau yang kaya dan unik. Film ini juga memiliki karakter-karakter yang kuat dan beragam, dengan memperlihatkan sifat-sifat dan latar belakang dari masing-masing tokoh.

Kekurangan film Onde Mande! (2023) adalah:

  • Film ini memiliki ending yang terasa datar dan kurang memuaskan, dengan tidak memberikan penyelesaian yang jelas dan logis terhadap konflik-konflik yang ada. Film ini juga memiliki beberapa adegan yang terasa dipaksakan atau tidak masuk akal, seperti saat warga desa berpura-pura bahwa Angku Wan masih hidup dengan menggunakan boneka dan suara rekaman.
  • Film ini memiliki kualitas teknis yang kurang maksimal, dengan menggunakan sinematografi, editing, musik, dan efek khusus yang sederhana namun tidak terlalu menonjol atau menarik. Film ini juga memiliki durasi yang terlalu panjang, dengan beberapa adegan yang terasa tidak perlu atau membosankan.

Aspek-aspek yang menonjol dari film Onde Mande! (2023) adalah:

  • Aspek budaya Minangkabau yang ditampilkan dalam film, mulai dari bahasa, adat, kuliner, tarian, ritual, hingga pakaian. Aspek ini membuat film ini terasa eksklusif dan menawan dengan daya tariknya tersendiri.
  • Aspek komedi yang ditampilkan dalam film, dengan menggunakan humor-humor khas Minangkabau yang kocak dan absurd. Aspek ini membuat film ini terasa menghibur dan menyegarkan bagi penonton.

Aspek-aspek yang mengecewakan dari film Onde Mande! (2023) adalah:

  • Aspek ending yang ditampilkan dalam film, dengan tidak memberikan penyelesaian yang jelas dan logis terhadap konflik-konflik yang ada. Aspek ini membuat film ini terasa tidak memuaskan dan mengecewakan bagi penonton.
  • Aspek kualitas teknis yang ditampilkan dalam film, dengan menggunakan sinematografi, editing, musik, dan efek khusus yang sederhana namun tidak terlalu menonjol atau menarik. Aspek ini membuat film ini terasa kurang maksimal dan tidak memanfaatkan potensi visual dan audio yang ada.
Posted on:
Views:165
Year:
Duration: 97 Min
Country:
Release:
Language:Bahasa indonesia
Director: